Aku sedang menghitung juntaian rambut dikepalaku, mencari cari pluto, atau spesies dinosaurus yang masih hidup, aku sedang menyelami laut mencari berlian penumpang titanic, apapun asal bisa menyibukkan. Menghabiskan waktu waktu yang tidak ada kamu di dalamnya. Sampai nanti suatu waktu dimana namamu disebut, tak lagi menyayat terdengar.
Disaat itu aku yakin komputer sudah jadi lauk pauk, manusia manusia sudah tak lagi pernah mandi takut berkarat atau daya listriknya padam.
Bukankah itu lebih baik, dari pada hanya terbaring memandangi kenangan kenangan yang tak kan pernah menyatukan pelakunya lagi. Tawa tawa basi kita yang sunyi kini. Air mata yang tidak ada tanganmu untuk mengusapnya. Pelukan pelukan penenang yang kini luntur dikulitku.
Untukmu, selagi kamu bahagia, tangisku tak kan pernah tumpah. Selamat menjelajah duniamu. Kalau wanitamu kelak menangis, jangan usap dulu airmatanya, biar mengalir ke tanah, menyatu lalu peluklah dia erat. Seakan kamu mampu menanggung semua sedihnya. Kamu pasti terlihat hebat. Aku pasti bangga.
Ini dariku. Pengemis.